Sabtu, 03 November 2012

Burung Murai Batu Kicau Mania

0 komentar

Murai batu (Copychus malabaricus) adalah anggota keluarga Turdidae. Keluarga Turdidae dikenal memiliki kemampuan berkicau yang baik dengan suara merdu, bermelodi, dan sangat bervariasi. Ketenaran Burung Muray batu bukan hanya sekedar dari suaranya yang merdu, namum juga gaya bertarungnya yang sangat aktraktif. Serta penampilan fisiknya yang indah. Ciri umum semua jenis murai batu adalah ekornya yang panjangnya melebihi ukuran badannya. Kepala, leher, dada bagian atas, dan paruhnya berwarna hitam berkilau. Badan bagian bawah berwarna cokelat kemerahan. Panjang badan untuk betina 22 cm, sedangkan untuk jantan mencapai 28 cm.

MENGENAL KERABAT DEKAT MURAI BATU

Murai batu yang banyak dikenal selama ini merupakan jenis burung yang termasuk suku burung "cerdas". Hampir semua jenis yang ada dalam suku tersebut, Turdidae, merupakan burung peniru dan penyanyi terbaik dalam komunitas burung kicauan.

Suku burung ini cukup banyak jenisnya dan tersebar luas di dunia. Jenis-jenis yang ada termasuk dalam banyak kelompok burung, seperti cingcoang, kucica, meninting, tiung, dan anis.

Berbagai jenis burung yang ada dalam suku Turdidae tersebut umumnya mempunyai pola penampilan warna yang beragam dan menarik. Ukuran tubuhnya rata-rata sedang, kepala bulat, kaki agak panjang, paruh runcing dan ramping, dan sayapnya lebar.

Secara umum kelompok burung ini suka memakan serangga atau invertebrata lainnya dan buah-buahan. Dalam mencari makanan, secara umum jenis burung ini suka mencari makan di permukaan tanah dengan terbang rendah.

Karena kehidupannya banyak dihabiskan di permukaan tanah, kelompok burung ini menjadi suka membuat sarang di semak atau pepohonan yang tidak terlalu tinggi. Sarang umumnya berbentuk seperti cawan yang terbuat dari anyaman daun atau ranting kering yang diletakkan di cabang pohon.

Walaupun suku Turdidae memiliki banyak kelompok, tetapi jenis murai batu hanya ada satu. Namun, karena mempunyai penyebaran yang cukup luas, murai batu yang ada di mana-mana berkembang sesuai dengan kondisi lingkungannya. Perkembangan dalam lingkungan yang berbeda ini kemudian memunculkan variasi bentuk dan ukuran pada tubuhnya, seperti murai asal Sumatera diyakini mempunyai ukuran tubuh yang tidak terlalu besar dan berekor panjang. Berbeda dengan murai batu yang berkembang di Kalimantan. Ukuran tubuhnya agak sedikit lebih besar, ekornya pendek. Demikian pula dengan murai batu yang hidup di kepulauan lain juga mempunyai spesifikasi.

Karena penyebaran burung ini cukup luas, mulai dari India hingga ke Indonesia, maka orang mengenal jenis-jenisnya sesuai dengan daerah asalnya sehingga ada murai batu india, murai batu cina, murai batu filipina, murai batu malaysia, murai batu kalimantan, murai batu sumatera (medan atau lampung), murai batu jawa (larwo), dan murai batu bali yang sudah langka.

Dari beberapa jenis murai batu yang ada masing-masing mempunyai ciri sendiri-sendiri. Dari ciri-cirinya, murai batu yang banyak dipelihara oleh para penggemar burung di Indonesia adalah murai batu yang berasal dari Sumatera, Malaysia, dan Kalimantan. Murai batu dari ketiga tempat tersebut mempunyai penampilan yang cukup bagus saat berkicau. Kalau berkicau, mampu melagukan irama yang cukup merdu. Tidak jarang murai batu ini juga menyanyikan irama lagu burung lain. Adapun ciri murai batu dari ketiga tempat tersebut adalah sebagai berikut :

Murai batu malaysia

Salah satu ciri khas murai batu dari negeri jiran ini adalah badannya yang kecil dengan kombinasi ekor yang cukup panjang. Ekor murai batu malaysia ini bila dilihat secara seksama agak tipis dibanding dengan murai batu dari tempat lain. Karena tulang bulu ekornya lebih tipis dan panjang, dalam keadaan diam ekor murai batu asal Malaysia ini agak melengkung ke bawah (lentur).

Bila sedang berkicau, gerakan ekornya naik turun seperti cambuk. Dari segi suara, burung ini cukup merdu dan variatif irama lagunya. Burung ini cukup cerdas sehingga mudah dilatih dengan lagu burung lain yang merdu.

Murai batu sumatera

Murai batu sumatera yang dikenal selama ini ada ada dua, yaitu dari Medan dan Lampung. Pkdahal, secara umum di berbagai daerah di Sumatera masih bisa ditemui murai batu. Namun, karena pedagang dari berbagai daerah, khususnya Jawa, kalau membeli murai batu ke pengepul di Medan atau Lampung, menjadikan orang menganggap murai batu di Sumatera hanya ada di Medan dan Lampung.

Murai batu yang berasal dari Sumatera ini secara umum badannya sedikit lebih besar dari murai batu malaysia. Ekornya kira-kira sepanjang 22-24 cm. Karena tulang bulunya lebih tebal maka pada saat bernyanyi ekor yang digerakkan naik turun terlihat agak kaku.

Dari segi suara, secara umum penggemar burung lebih menyukai murai batu asal Medan dibanding dari Lampung. Hal itu dikarenakan penggemar burung mengganggap murai batu asal Medan ini lebih cerdas sehingga kalau diisi dengan suara burung lain lebih mudah meniru. Kemudian, dalam membawakan lagu antara variasi satu dengan variasi lagu lain bisa bersambungan dan ngeroll. Yang dari Lampung dalam membawakan lagu sering mengulang-ulang atau istilah dalam perburungan ngeban.

Murai batu Kalimantan

Murai batu dari Kalimantan ciri fisik utamanya adalah ukuran badannya sedang dengan variasi ekor yang jauh lebih pendek dibanding dengan murai batu asal Malaysia atau Sumatera. Panjang ekor rata-rata hanya 13 cm, semakin ke ujung ekornya semakin melebar.

Murai batu asal Kalimantan kurang begitu disukai karena dianggap kurang mempunyai banyak variasi lagu. Padahal, sebenarnya tidak demikian. Asal mau mendidiknya atau melatih dengan lagu burung lain, murai batu asal Kalimantan tidak kalah dengan murai batu asal Sumatera atau Malaysia. Cuma, dari segi penampilan murai batu Kalimantan memang kalah menarik sebab ekornya yang pendek kalau lagi berkicau naik turunnya tidak seindah murai batu asal Malaysia atau Sumatera.

Namun demikian, bukan berarti burung ini jelek. Dalam hal lagu, murai batu kalimantan memang kalah dengan murai batu asal Sumatera. Namun, kalau perawatan sejak awal baik dan dipadu dengan pemberian master burung yang punya suara merdu, burung ini tidak kalah dengan murai batu asal Sumatera atau Malaysia.

 

Muray Batu bersifat Teritorial

Pemikat burung muray batu biasanya akan mencari muray, dgn berbekal seekor MB pemikat yang sudah ngerol.

Sampai di lokasi yang dia tuju, maka MB pemikat langsung diletakkan di tempat yang dia tentukan dan MB pemikat langsung akan berbunyi. Biasanya tidak beberapa lama akan datang seekor MB betina menghampiri MB pemikat. Dalam hitungan detik MB betina ini langsung lari mendengar MB pemikat berbunyi.

Tak lebih dari 2 menit setelah itu, datang MB jantan dan MB betina yang tadi lari dan langsung berusaha menghajar MB pemikat.

Setelah itu, terperangkaplah sepasang MB tsb.

Inti sari dari episode tsb di atas adalah:

1. MB sangat sensitif sekali menjaga wilayah teritorialnya, baik yang Co maupun Ce.

2. MB adalah jenis burung yang mempunyai sifat monogami.

Begitu MB pemikat menyusup ke wilayahnya, MB betina langsung melaporkan kejadian ini pada sang Jantan.

TIPS MEMILIH MURAY BATU BAKALAN

Diasumsikan MB bakalan adalah MB tangkapan hutan yang belum makan voer dan harganya juga relatif

murah.

Yang perlu anda perhatikan dalam pemilihan ini adalah:

1. Mata

Hindari membeli MB yang pada matanya sudah kelihatan tanda adanya katarak, yaitu selaput berwarna putih pada bola mata. Jika MB sudah katarak, resiko MB tsb menjadi buta sangat tinggi sekali.

2. Kaki.

Usahakan cari kaki MB yang berwarna hitam, karena MB yang memiliki warna hitam pada kakinya, diyakini punya mental berani. Tapi ingat, bukan berarti kaki berwarna lain tidak bagus.

Hindari memilih MB yang memiliki kuku kaki bagian belakang (kelingking) berwarna tidak sejenis, yaitu satu hitam satu lagi putih.

Kami menyebut kuku yang seperti ini dgn sebutan kuku ******.

MB yang memiliki kuku seperti ini sangat diyakini memiliki mental yang tidak stabil, artinya kalau lagi on fire dia bisa hebat, tapi juga sering down.

3. Ekor.

Cari MB yang memiliki ekor rapat dan tidak terlalu tebal. Ekor yang seperti ini selain enak dipandang, juga akan membuat MB memainkan ekornya pada saat ditrek.

Hindari membeli MB dengan ekor bercabang atau menggunting. MB ini diyakini memiliki mental tidak stabil.

Hindari juga membeli MB yang tidak punya ekor, karena kita tidak bakalan tahu bagaimana bentuk dan jenis ekor dari MB tsb, jika ekornya sudah tumbuh kembali.

4. Bulu Dada.

Kebayakan MB memiliki bulu dada berwarna coklat, tapi jika anda mendapatkan MB dgn bulu dada cenderung berwarna kekuningan, maka itu rezeki anda. MB bakalan dengan warna bulu dada seperti ini, biasanya cepat berbunyi dan cepat juga jadi.

5. Usia

Jangan pernah menilai usia MB hanya berdasarkan pengamatan pada kaki, ini bisa menipu calon pembeli.

Tipsnya, tangkap MB tersebut, buka mulutnya dan perhatikan rongga mulutnya. Jika masih berwarna putih atau sedikit cerah, maka MB tersebut masih muda, jika sudah berwarna hitam berarti MB tsb sudah tua dan semakin pekat warna hitamnya, semakin tua usia MB tsb.

MB bakalan muda juga mempunyai tanda bulu yang masih berbintik cokelat dibagian sayap sebelah luar maupun sayap sebelah dalam.

6. Tingkah.

Jika ada MB bakalan yang pada saat kita pegang dia menjerit kencang dan berusaha mematuk-matuk jari tangan kita, inilah MB dengan mental berani.

MB seperti ini adalah MB yang menjadi rebutan bagi para hobbies di BNA.

(herryaceh)

Dari segi fisik :

bentuk kepala ceper

tubuh panjang setara

ekor tidak panjang

paruhnya sedang.

Kretekan keras dan padat.

(Moelsip)

1. Pilih patuk yang agak lurus

2. leher besar panjang

3. garis hitam didada agak keatas cari yang rata dengan sayap

4. ekor melengkung mulai pangkal

 

CIRI & KELEBIHAN MB MENURUT DAERAH ASAL/TERITORIAL/HABITAT HIDUP

MB berdasarkan Daerah Tangkapan

  1. Muray Batu Kawasan pesisir, memiliki postur yang agak ramping dan ekor sedang namun sebagian besar tidak memiliki ekor putih, suaranya isian alam agak kurang karena medan tempurnya pesisir. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan MB ini disenangi di BNA dan sekitarnya..., salah satunya adalah MB ini biasanya dari pegunungan yg langsung berhadapan dengan laut (tebing2 di kawasan pesisir ) dengan tingkat persaingan yg sangat keras dengan predator dan sumber pakan yg terbatas ( sehingga tidak rewel dengan makanan ), secara alamiah memiliki temperamen & mental yang sangat bagus...mungkin ini yg menyebabkan lebih mudah beradaptasi dengan manusia & lebih cepat bunyi...( selain itu mungkin juga perawatannya yg baik )Biasanya MB yang berasal dari kawasan pesisir tidak terlalu besar, dan bulu dada yg kurang tebal, tetapi memiliki fisik yang lebih lincah dan kuat dengan vol. yg diatas rata2. (kemungkinan dialamnya sering terbang nentang angin, dan naik turun dari tebing terjal ) dipinggiran laut...
  2. Muray Batu kawasan pegunungan lebat, memiliki postur rata-rata jumbo dan ekor bervariasi, namun MB dari kawasan ini terkenal galak dan ganas, isian alam MB daerah ini luar biasa apalagi kalau bisa mendapatkan yang muda hutan untuk dimaster. Isian alam MB kawasan hutan lebat biasanya hampir semua suara yang ada dihutan tsb (suara burung-burung hutan, jangkrik hutan, siamang, monyet dan suara-suara aneh lainnya dipadukan dengan tembakan-tembakan/besutan kasar dan tajam). Kalau yang dikawasan air terjun suara isian alamnya ya itu tadi mendesir dan menderu dan dipadukan dengan suara alam sekitar air terjun tsb, biasanya sebelum bunyi ada intronya dulu. Namun dengan kondisi sekarang ini dengan maraknya penebangan hutan secara liar serta perburuan yang merajalela. Banyak MB yang bermigrasi dari wilayah yang satu ke wilayah lainnya, maka tidak bisa kita mengatakan kalau MB yang ekor hitam hanya ada disatu wilayah saja. Kelebihan MB dari daerah ini yaitu tadi ......banyak isian alamnya..Kekurangannya sedikit liar karena jarang berjumpa dengan manusia dan agak susah makan makanan instan (voer) .Ciri fisik biasanya MB dari daerah ini bodynya besar2,karena tersedianya makanan yg melimpah dan air serta lingkungan/habitat tempat tinggal.tetapi ada juga yang posturnya kecil juga..sama halnya dengan kita-kan.
  3. Muray Batu kawasan air terjun/ngarai, memiliki karakter yang tenang dan pandangan yang teduh, memiliki suara alam yang khas (menderu dan mendesir), posturnya rata-rata ramping dan warna bulunya agak pudar/tidak mengkilap.

Keunggulan Murai Batu dari alam:

* Mempunyai daya imun (daya tahan) yang kuat, karena MB secara alami bisa memenuhi kebutuhan vitamin/mineral di alam. Makanya burung di alam khususnya MB mempunyai daya imun yang kuat.

* Variasinya suara yang dimiliki biasanya sangat variatif, karena sejak menetas sudah terbiasa untuk memaster suara yang ada di lingkungan alam sekitar, dimana suara alam ini tergantung:

- Jenis burung habitat MB tsb

- Jenis hewan di habitat MB tsb

- Jenis alam yg ditempati MB tsb, misal: suara air terjun, dsb

Namun sedikit kelemahan MB alam ini:

- Perlu penyesuaian saat ditangkap ke kehidupan sangkar

- Bila tidak berpengalaman dalam menangani MB alam saat pertama kali dtangkap, akan cepat mati.

- Beli yang sembarang akan mendapatkan yg kurang bagus.

Penangkaran Burung Murai

1 komentar

 

Populasi murai batu kini hanya ditemukan di kawasan pedalaman hutan konservasi seperti Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNB) dan Taman Nasional Berbak (TNB). Itupun jumlahnya tidak seberapa. Species Murai Batu mulai langka atau terjadi penurunan populasi yang cukup tajam selain kerusakan hutan juga tingginya penangkapan dan minat masyarakat penggemar burung berkicau.

Murai batu (Copsychus malabaricus) adalah jenis burung berkicau yang sangat populer dan memiliki habitat asli di seluruh pulau Sumatra, Semenanjung Malaysia, serta sebagian Pulau Jawa. Penangkaran burung murai batu belakangan ini menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.

Tentu kita tidak asing lagi denganburung ini. Ciri khasnya berupa bulu hitam di seluruh tubuh, kecuali pada badan bagian bawah yang memiliki warna merah cerah dan sebagian kusam, serta sedikit warna biru di kepala. Ekornya panjang menjuntai.

Murai batu pemakan serangga kecil seperti jangkrik, ulat, laron, dan sebagainya. Tapi murai yang dipelihara juga makan pelet kombinasi kroto, jangkrik, ulat hongkong, telur lebah, dan poer (voer) yang banyak dijual di toko. Para pengusaha penangkaran burung murai biasanya mengawinkan pasangan satu induk (incest).

Jenis Murai Tangkar

Ada beberapa jenis murai batu yang ditangkarkan, antara lain:

  • Murai medan, Burung Murai paling mahal berasal dari Medanciri khasnya berupa bulu berwarna cokelat dan ekor agak melengkung, kakinya model belimbing.
  • Murai medan super, cirinya hampir sama dengan murai medan biasa, tapi ekornya lebih panjang dan kicaunya lebih bagus. 
  • Murai lampung, ciri khasnya berupa ekor lurus dan dada agak kekuningan. 
  • Murai kalimantan, ciri khasnya berupa kebiasaan mengembangkan bulu dada saat berkicau. 
  • Murai tanjung redep, ciri khasnya berupa garis putih di kepala.

Dari sekian jenis murai batu, yang paling banyak diminati adalah jenis murai medan super. Murai jenis ini memiliki kicauan yang lebih bervariasi dibanding jenis murai lain sehingga harganya cenderung lebihmahal. 

Peluang Usaha Penangkaran Burung Murai . Selama ini jenis murai yang paling banyak di cari orang dan penghobis adalah jenis murai Medan . Adapun cirinya antara lain : bulu – bulunya berwarana coklat tua , ekornya panjang agak melengkung . Murai Medan yang super mempunyai ekor panjang , sedangkan yang biasa berekor pendek . Selain Murai Medan yang juga di cari banyak pengobi adalah murai Lampung . Murai lampung mempunyai ciri ekornya yang lurus dan warna dada agak kuning .  Jenis Murai yang lain adalah murai Kalimantan dan Murai Lahat .

Tips Penangkaran Burung Murai Medan. Burung murai batu dari medan ini terkenal paling mahal. Penangkaran murai batu Berdasar teori harus di tempat sepi, ini di tempat lalu-lalang manusia. Teorinya kandang harus lega (ukuran rata-rata 1,2X1,5meter tinggi 2 meter) ini sempit (80 X 90 cm tinggi 2 meter). Teorinya dalam kandang harus kena sinar matahari, ini gelap.

“Tapi anehnya, justru burung-burung ini sangat produktif sekali. Padahal anda tahu kalau suasananya bisa dikatakan tidak memenuhi syarat, sangat sempit dan terlalu bising. Bahkan hampir semua kandang tidak mendapat sinar matahari secara langsung,” katanya sambil memperlihatkan kandang-kandang penangkaran yang ada di halaman depan rumahnya.

Fungsi ngasin

Kakek bercucu empat ini membangun kandang penangkarannya hanya berukuran 80 cm x 90 cm dengan tinggi 2 meter. Bahan kandang terbuat dari kawat ram ukuran 1 cm dan besi siku. Antar kandang diberi sekat penutup terbuat dari karet talang yang berfungsi agar burung yang diletakkan dalam kandang berjejer tersebut tidak saling melihat. Alas kandang masih berupa tanah yang diberi pasir.

“Pemberian pasir dimaksudkan agar ngasin atau makan batu-batu kecil. Dan kadang burung bisa kipu di pasir-pasir tersebut,” katanya beralasan.

Pemberian Pakan

Pakan dari burung-burung di penangkarannya adalah jangkrik, kroto dan ulat kandang. Voer tidak diberikan selain karena tidak pernah dimakan juga disebabkan kepercayaan bahwa burung dengan pakan alami dengan komposisi yang sesuai akan menghasilkan anakan yang lebih banyak dan lebih sehat.

“Pemberian pakan harus disesuaikan dengan kondisi burung, tidak bisa disamaratakan. Burung yang bertelor berbeda menu pakannya dengan burung saat belum bertelor,” paparnya.

Pakan burung yang belum bertelor adalah kroto dua sendok, jangkrik 30 ekor pagi dan 10 ekor sore, ulat kandang dua sendok makan. Sedangkan saat bertelor kroto dihilangkan, jangkrik dikurangi menjadi 25 ekor dan ulat kandang tetap diberikan.

“Pengurangan pakan saat burung bertelor bertujuan untuk mengurangi birahi, karena jika burung birahi biasanya telor dibuang. Nah, saat burung menetas pakan ditambah menjadi dua kali lipatnya. Misalnya jangkrik menjadi 60 ekor, kroto full dan ulat kandang masih dikonsumsikan,” terangnya.

text-align: justify; vertical-align: baseline;"> Burung biasanya akan menetas setelah dierami selama dua minggu, kemudian akan dipanen setelah piyikan menginjak usia seminggu dan piyik sudah bisa diberi ring. Setelah pemanenan sang induk diberi pakan biasa, yaitu kroto dua sendok, jangkrik 30 ekor pagi dan 10 ekor sore serta ulat kandang dua sendok. Begitu seterusnya hingga saat indukan bertelor lagi. “Biasanya seminggu kemudian si betina sudah bertelor lagi dan tentu pakannya disesuaikan lagi,” katanya.

Menurut Anton masa paling rawan adatah saat penyapihan piyikan dari sang induk hingga piyikan berumur sebulan, karena pada masa-masa itu sering terjadi kematian piyik. “Memang masa paling sulit adalah saat piyikan diambil dari induknya, apalagi jika cuaca dingin saat musim penghujan. Tapi setelah piyikan kita beri vitamin bayi dan diberi penghangat tingkat kematian sudah bisa dltekan,” terangnya.

Indukan


Setelah kandang dibangun, langkah berikutnya siapkan indukan burung Murai Batu. Carilah burung dewasa jantan dan betina yang siap kawin dan sehat. Harga sepasang Murai Batu yang siap kawin berkisar antara 2,5 jt rupiah sampai 5 jt rupiah. Agak mahal memang, tapi dengan pemeliharaan yang tepat burung bisa langsung produktif. 

Anakan

Telur dierami induknya selama dua minggu. Anakan burung biasanya dibiarkan dipelihara induknya sampai usia sekitar satu minggu. Pada saat itu, anakan burung dinilai sudah mampu untuk mencerna makanan sendiri dan bulu-bulunya pun sudah tumbuh sempurna. Anakan burung kemudian siap dipisahkan dari induknya.

Anakan burung tangkar biasanya diberi cincin pada kakinya. Lalu, anakan tersebut dipelihara dalam kandang terpisah. Perlu perhatian yang intensif agar anakan burung tersebut tidak kelaparan, sakit, atau bahkan mati. Untuk menurunkan risiko kematian anakan burung, biasanya penangkar memberikan tambahan vitamin bayi, dan penghangat kandang.

Sedangkan induknya, selepas dipisahkan dari anaknya, biasanya akan segera bertelur setelah sekitar satu atau dua minggu.

Pemasaran

Pada saat usia seperti ini makanan yang diberikan hanya berupa kroto segar. Pemberian jangkrik dilakukan setelah piyikan berumur sekitar duapuluh hari.

Dalam hal pemasaran, murai batu yang mengenakan ring Kiara tersebut tidak pernah mengalami kendala yang berarti. “Pemasarannya cukup bagus, bahkan saya sangat kewalahan melayani pesanan. Tapi berhubung jumlah kandang saya terbatas maka mampunya hanya seperti ini saja, karena hampir semua kandang sudah diinden,” jelas Anton.

Gunakan ulat kandang

Kematian indukan bagi penangkar burung adalah momok yang ksangat menakutkan. Jika disuruh memilih antara kematian piyik dan kematian indukan mereka hampir sepakat memilih kematian piyikan. Hal ini merupakan pilihan yang wajar karena kematian indukan berarti pula adalah berhentinya proses produksi.

Hal demikian pernah dialami Anton saat dua tahun pertama menang-kar murai batu. Beberapa indukannya tiba-tiba terlihat kurang sehat, selang beberapa hari kemudian mati.

“Saya sempat kebingungan mengantisipasinya, padahal saya sudah menerapkan anjuran teman-teman penghobi dan penangkar. Mulai kebersihan dan kesegaran pakan, kebersihan kandang hingga pemberian vitamin. Tapi kematian indukan selalu saja terjadi. Kalau terjangkit virus kenapa piyikannya justru sehat dan tidak tertular dan indukan yang lain juga tidak tertular,” katanya dengan penuh tanda tanya.

la kemudian menduga-duga, apakah karena faktor lingkungan yang mempengaruhinya? Dugaan tersebut muncul karena seluruh kandang yang dibangunnya tidak pernah terkena sinar matahari secara langsung. “Karena keterbatasan lahan mengakibatkan kandang penangkaran saya tidak bisa terkena sinar matahari langsung. Apa karena itu yang men-gakibatkan indukan-indukan tersebut cepat mati,” sambungnya.

Hingga suatu saat Anton mendapat nasehat dari sesama penghobi yang menyarankan agar seluruh indukan diberi ulat kandang atau ada juga yang menyebut ulat balap karena jalannya yang cepat. Ternyata setelah saran tersebut diterapkan, terjadi perubahan yang cukup positif di penangkarannya.

“Jarang terjadi ada indukan yang sakit, kalau toh ada, indukan tersebut diberi antibiotik yang diteteskan di mulutnya. Selang sehari sang induk pasti sembuh. Bahkan hasil produksinyapun semakin meningkat,” terang:nya mengenai khasiat ulat kandang.

Anton mengakui jika secara ilmiah dirinya belum mengetahui kaitan antara ulat kandang dan kesehatan indukan burung yang ditangkarkannya. Tapi dia sudah merasakan manfaat memberi pakan indukan murai batu-nya dengan ulat kandang.

“Semua indukan dalam setahun bisa berproduksi hingga sepuluh kali setelah saya beri konsumsi ulat kandang. Bahkan bila betina tidak ngurak dan pejantan ngurak, produksi tetap bisa berjalan. Tapi biasanya kalau ada salah satu yang ngurak, pasangannya akan saya gantikan dengan yang lain, karena saya selalu mempersiapkan pasangan pengganti untuk berjaga-jaga jika ada salah satu induk yang berhalangan,” paparnya.

Entri Populer